Sabtu, 22 Februari 2014
Hellprint - 'West Java Invasion'
Sepertinya pihak penyelenggara ingin memberikan rasa yang lebih puas untuk para penonton yang hadir ke Lapangan Stadion Angkasa, Lanud Sulaiman, Bandung, pada Minggu (16/02) lalu. Terlihat festival Hellprint kali ini ditata lebih apik. Dari segi penempatan panggung, antara Monster Stagedan Hell Stage memiliki jarak yang lumayan jauh, membuat menghindari tertumpang-tindihnya sound mini stage (Hell Stage) oleh sound main stage (Monster Stage). Dari booth-booth merchandise dan kuliner juga penempatannya terlihat rapih, mengelilingi bibir lapangan.
Gelaran Hellprint festival 2014 yang mengusung tema 'West Java Invasion' ini, selain memainkan 58 Band di 2 panggung, ternyata ada 1 panggung lagi yang didirikan oleh salahsatu pihak sponsor, Djarum Super, dengan konsep lounge stage yang berada terat di depan tribun / gerbang masuk. Namun hanya memainkan 3 Band saja, diantaranya Endang Soekamti, Sarasvati serta D'Ubz, band yang dihuni oleh nama-nama musisi ternama seperti Ramdhan (Burgerkill) pada gitar dan Gebeg (Power Punk) pada Drum, Ade Muir (Pure Saturday) pada Bass. Juga di isi oleh penampilan DJ.
Acara yang dimulai sejak pukul 9 pagi, Hell stage lebih dahulu mulai, dengan menampilkan Band-Band hasil audisi, seperti Dead Blood of Princes, Tower, Bad Sunday With Hera, Vaginistis, Feel The Pain, sampai unit death metal yang diperkasai oleh 2 personil perempuan berkerudung, Fearless.
Di Hell stage memang didominasi oleh band-band audisi, sekitar 30 band. Pasalnya, setiap gelaran, pihak penyelenggara memang sengaja memberi kesempatan band-band baru untuk ujuk gigi. Bahkan pada Hellprint - United Day #3 tahun lalu, memainkan 90 band baru. Itu merupakan hal yang sangat luar biasa.
Setelah usai break dzuhur, Monster stage-pun mulai bergema, dibuka oleh penampilan kuartet brutal death metal asal Soreang, Humiliation dengan memainkan nomor "Sabda Murka" yang disambut liar para metalhead yang berada di area mosh pit. Selanjutnya "Savior of Human Destruction", sebelum memainkan lagu tersebut, Adam sang vokalis mengatakan bahwa lagu ini khusus didedikasikan untuk tim sepak bola kebanggaan Bandung, Persib, yang hari itu akan bertanding.
Adam (Vokal), Iho (Drum), Agi (Gitar), dan Firman (Bass) sukses membakar adrenalin para metalhead siang itu, dengan nomor-nomor yang masih diambil dari album perdana mereka, "Sinopsis Patah Sayap Tuhan" dan "Paradigma". Sampai ada crowd yang sengaja membuat 2 cyrcle pit besar di belakang.
Cuaca pada siang hari itu terasa terik matahari tidak seperti biasanya, sangat panas ditambah area lapangan yang banyak debu berterbangan. Namun Menjelang sore, cuacapun mulai bersahabat: teduh. Penonton pun mulai berdatangan dari berbagai daerah, bukan hanya penonton lokal saja, bahkan penonton dari luar negeri juga. Ada juga yang datang sengaja sekeluarga.
Seusai break ashar, di monster stage dilanjut kembali dengan menampilkan Alone At Last. Dipanggung inilah tampil perdana tanpa sang vokalis Yas Budaya, yang pertanggal 8 Desember 2013 lalu, resmi mengundurkan diri dari band. Ternyata Alone At Last tidak tampil dengan vokalis baru, melainkan Ubey sang bassis kini beranjak menjadi vokalis.
Penampilan perdana Alone At Last dengan formasi baru yang tinggal menyisakan 3 orang, yaitu Ubey (Bass/vocal), Athink (Drum), dan Owie (Guitar) ini juga menggaet 3 vokalis ternama untuk ber-featuring, seperti di lagu "Gadis Kecil Berbisa" featuringbersama Owank vokalis Nectura. Juga di 2 lagu lainnya bersama Gania (Billfold), dan Ink (Rosemary).
Saat ber-featuring dengan Gania, cuaca mulai tidak bersahabat, hujan turun dengan lumayan lebat, membuat para penonton sibuk mencari tempat untuk berteduh. Karena minimnya tempat untuk berteduh, semua booth merchandise maupun kuliner penuh dijejali penonton yang ikut berteduh. Tidak sedikit pula yang rela harus hujan-hujanan karena sudah tidak ada tempat lagi untuk berteduh.
Seusai tampil Alone At Last, karena hujan dengan intensitas yang lumayan lebat, terpaksa harus break dengan memakan waktu yang lumayan lama. Untungnya ketikabreak hujan, bersamaan dengan berlangsungnya pertandingan kesebelasan tim kebanggaan, Persib melawan Semen Padang. Sebagian penonton yang sudah terlanjur hujan-hujanan memanfaatkan waktunya untuk menonton pertandingan sepak bola tersebut di Big Screen yang telah disediakan pihak penyelenggara.
Hujan mulai reda, waktu menunjukan pukul 4:20 sore, unit Grindcore parodi pun mulai menghangatkan Monster Stage. Dibuka dengan memainkan lagu-lagu andalan, seperti "Sex Hulu Hayam", "Ayot Sang Maung Bandung", "Hip-Hop Suck". Walau hujan masih mengguyur, tetapi para penonton mulai memadati area mosh pit untuk menyaksikan aksi liar Mesin Tempur yang konyol nan menghibur serta mengundang gelak tawa.
Seperti biasa, tradisi band yang tidak diketahui data para personil dari dulu sampai sekarang ini, ketika membawakan lagu "Kuis Cangcut", selalu melemparkan cangcut kepada para penonton. Begitu juga dengan lagu "Intisari", membagikan 'air' yang dikemas dengan plastik kecil. Ada juga "Mari Membaca", membagi-bagikan buku. Selain itu, Mesin Tempur juga memainkan tembang baru yang berjudul "Mari Kita Berjoged Beatdown". Sebanyak 10 lagu mereka bawakan di helatan ini.
Jika melihat rundown, dari awal acara dimulai sampai jam 3 sore lebih, semua band yang tampil sesuai dengan jadwal jam yang ada di rundown. Namun karena break hujan tadi, terpaksa rundown harus molor. Seperti Burgerkill dijadwalkan main jam 16:35, menjadi main 18:20 WIB. Memang hal tersebut sangat mengecewakan, pihak penyelenggara tidak bisa apa-apa lagi, karena ini sudah kehendak yang di-Atas.
Akibat hujan dari sore hari tanpa henti, seketika keadaan lapangan Stadion Angkasa berubah digenang air hujan dicampur lumpur. Tidak sedikit para penonton yang tubuhnya berlumuran penuh lumpur.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu Burgerkill telah memberi kabar bahwa di Hellprint - West Java Invasion nanti, akan menyajikan playlist yang berbeda dari biasanya. Benar saja, Burgerkill menepati janji tersebut. Eben dan kawan-kawan bermain di Monster Stage seusai break magrib. Malam itu tidak memainkan lagu-lagu andalan seperti "Shadow of Sorrow", "Atur Aku", "Under The Scars", dan lainya.
Di festival Hellprint ini, Burgerkill jadikan ajang nostalgia 14 tahun ke belakang, dengan membawakan tembang-tembang dari debut album "Dua Sisi". Ketika sedang diputar intro "Resah Dera Jiwa", para personel pun bermunculan, sudah terlihat dari stelan pakaian yang dipakai malam itu sangat Hardcore sekali, vicky juga tampil berbeda dengan memakai rambut palsu.
Area mosh pit pun seketika padat. Seperti tidak ingin ketinggalan menyaksikan aksi langka ini. Sampai imbasnya, para penonton yang berada di area Hell Stage pun langsung berbondong-bondong bindah ke Monster Stage, dan hanya menyisakan beberapa orang saja di area mosh pit Hell Stage.
Tanpa basa-basi Burgerkill langsung memicu 'kekacauan' para Begundal (Sebuat penggemar Burgerkill) dengan "Revolt", disambung dengan "Hancur, "Luka", sampai "Homeless Crew" yang didedikasikan untuk anak-anak Ujung Berung. Malam yang sangat bersejarah itu pun ditutup dengan "Sakit Jiwa", dengan mengajak 4 orang naik panggung untuk bernyanyi bersama, 2 diantaranya begundal yang di tato logo Burgerkill skullguns di bagian dadanya, Serta Hardy (Outright).
Pada sesi malam, panggung utama dijajal oleh punggawa Death Metal asal Jakarta,Deadsquad. Ketika memainkan lagu pertama, "Dominasi Belati", ditengah-tengah lagu ada sedikit masalah, sound bass drum mati, yang mengharuskan permainan berhenti sejenak. Setelah dibenarkan, langsung melanjutkan ke lagu berikutnya, "Anatomi Dosa". Masih sama, ditengah-tengah lagu terjadi hal serupa, membuat Stevie Item dan kawan-kawan kesal, dan meninggalkan panggung begitu saja.
Setelah sound-nya dibenarkan kembali, para personel pun dibujuk untuk bermain kembali. Dari pihak Deadsquad sepertinya berfikir tidak ingin mengecewakan para Pasukan Mati (Julukan penggemar Deadsquad) yang telah hadir malam itu, akhirnya kembali naik ke panggung, dan disambut dengan meriah oleh Pasukan Mati.
Sebelum kembali bermain, Daniel sang vokalis meminta maaf terlebih dahulu karena masalah tekhnis yang telah terjadi tersebut. Kemudian melanjutkan kembali aksi beringas mereka dengan memainkan nomor-nomor "Pasukan Mati", "Altar Eksistensi Profan", "Manufaktur Replika Baptis". Tidak usah diragukan lagi aksi liar dari Deadsquad, sangat apik dan rapih. Deadsquad sangat patut dikatakan sebagai salahsatu penampilan terbaik di Hellprint - West Java Invasion.
Yang sangat mengganggu adalah keberadaan DJ di lounge stage dengan volume suaranya sangat keras, serta berdekatan antara dengan Monster Stage dan Hell Stage. Mungkin DJ boleh-boleh saja ada, namun volume suaranya harus dipertimbangkan lagi, terlebih penempatannya juga harus memiliki jarak yang lumayan jauh dengan panggung musik, supaya tidak mengganggu penonton yang sedang menikmati Band yang sedang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar