RAJASINGA dan JERUJI menyinggahi dua kota Medan (15 September 2012) dan
Rantau Prapat (16 September 2012) di Sumatera Utara sebagai pembuka
rangkaian tur bertajuk "Sirkus Neraka: Melibas Andalas 2012", namun
siapa menyangka insiden terjadi di kota ketiga yaitu Padang (19
September 2012. Kekacauan mewarnai gig
di Padang hingga menyebabkan dua personil RAJASINGA yaitu Revan (drums)
dan Moorg (bass/vokal) cedera. Hasil kontak ((AUMAN)) dengan Revan
menyatakan RAJASINGA kemungkinan besar tak bisa melanjutkan tur.
Rombongan pada saat berita ini naik sedang dalam perjalanan menuju
Pekanbaru untuk menenangkan kondisi yang sangat traumatis, keputusan
lanjutan akan JERUJI dan jadwal kota lain di Sumatera tengah dalam
pembahasan. Publikasi berita ini pun sebagai bentuk solidaritas untuk
meluruskan berita yang simpang siur dan hambatan koneksi internet dari
kawan-kawan RAJASINGA dan JERUJI di perjalanan menuju Pekanbaru.
Berikut surat elektronik yang dikirimkan Revan Bramadika -drummer RAJASINGA- kepada ((AUMAN)) akan insiden yang terjadi di Padang:
»» READMORE...
Berikut surat elektronik yang dikirimkan Revan Bramadika -drummer RAJASINGA- kepada ((AUMAN)) akan insiden yang terjadi di Padang:
Untuk meluruskan berita tentang musibah yang menimpa kami semalam (19 sept 2012) di Padang, saya Revan, akan menjelaskan apa yang terjadi semalam.
Ada kesalahpahaman yang terjadi, antara kami dan segerombolan orang yang mengaku Street Punk kota
Padang. Pada saat Rajasinga perform di acara, Indra Morrg
(Bassist/Vocalist) sempat berucap “Padang, anjing kalian keren
sekali...”. Perkataan yang ekspresif ini, dianggap isu rasis oleh oknum
Street Punk tadi. Mereka menganggap kami berucap Padang = Anjing.
Setelah lagu terakhir kami mainkan, salah seorang dari mereka mulai
menyerang kami, dan sempat terjadi dorong-dorongan. Saya langsung
menarik Morrg dan Biman berlindung di back stage. Akan tetapi, kami kalah jumlah dan back stage sudah dikepung. Saat itu ada kami Rajasinga bertiga, Badrun (photographer), beberapa teman, dan dua orang panitia. Ketika pintu didobrak, kami berusaha kabur lewat pintu belakang. Tapi sial, saya dan Morrg tidak berhasil lolos.
Kami
terpojok, saat salah seorang dari mereka melempari kami berdua dengan
piring, gelas, dan botol berbahan kaca. Salah satu dari orang yang
menyerang kami, terluka di alis sebelah kiri karena terkena pantulan
pecahan kaca yang dilempar temannya sendiri dan terjatuh dengan kepala
luka berdarah. Saya dan Morrgan sempat berteriak minta pertolongan untuk
korban salah lempar itu. Hingga salah seorang dari mereka memapah
korban keluar. Sisa gerombolan yang masih diluar lokasi, melihat
temannya terluka, dan mengira itu akibat perbuatan kami, tanpa basabasi
mulai menyerbu kami masuk ke back stage dan melempari
kami dengan benda-benda kaca, kursi, balok, batu bata, apapun yang
mereka bisa temukan disana. Kami terpojok dan cuma bisa berlindung
dibawah kursi, sambil menghindari lemparan dan pukulan yang mereka
layangkan ke kami.
Tidak
berhenti disitu, kami berdua ditarik keluar, dan lanjut dipukuli di
belakang venue. Beruntungnya, belakang venue itu adalah wilayah asrama
tentara, salah seorang perwira disana melihat kami dipukuli, dan
langsung menyelamatkan kami berdua. Saya dan Morrg diamankan, sampai
salah satu panitia menjemput kami, dan membawa ke klinik terdekat untuk
dirawat.
Sementara
kami di klinik, teman-teman Jeruji dan kru Sirkus Neraka, mengamankan
tempat dan barang-barang kami, dibawa ke rumah seorang teman untuk
diamankan. Syukur Alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa dengan mereka.
Saya
menderita luka dalam di lutut kanan dengan lima jahitan, memar
disekujur tubuh, dan luka gores dilengan dan kaki akibat pecahan kaca
yang dilemparkan ke kami. Indra Morrg mengalami hal yang lebih kurang
sama dengan saya, dengan tambahan dua jahitan di kepala depan, jari
kelingking kiri patah, dan siku lengan kiri terdislokasi.
Dengan berat hati, dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan, saya mewakili Rajasinga terpaksa
harus membatalkan sisa rangkaian Tour Sirkus Neraka “Melibas Andalas
2012” di Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung.
Sampai saat menulis berita ini, Jeruji masih berdiskusi mempertimbangkan
untuk tetap meneruskan tour ini atau tidak, mengingat shock dan trauma
yang kami alami. Mohon maaf kepada teman-teman
panitia yang sudah mencurahkan seluruh usaha untuk mendukung Tour ini.
Kami sangat menghargai segala effort yang sudah kalian lakukan.
Saya
pribadi, sangat prihatin dengan kejadian ini. Ironis sekali. Sebagai
salah seorang putra Minang yang berkunjung ke kampung halaman untuk
bersilaturahmi, malah mendapatkan kemalangan seperti ini. Saya akhirnya
mengerti arti kata “keji” setelah mengalami peristiwa semalam... Sungguh
diluar apa yang pernah kami bayangkan. Saya lengah tidak
memperhitungkan oknum-oknum yang ternyata kurang menyukai Rajasinga.
Kami
bukan petarung, kami tidak suka buat onar, kami suka senang, bukan
rusuh... kami cuma mau main MUSIK... Apakah begitu susahnya Rajasinga
diterima oleh oknum yang menyerang kami?!
Sebagai informasi, gerombolan street punk yang menyerang kami, dari awal acara mulai, memang sudah bertindak vandalis.
Mulai dari menjebol pintu tiket, menakuti penonton lain, dan memaksa
untuk ikut main di acara ini. Sedari awal kami mulai menaiki panggung,
kami diteriaki “artis” “komersil” beberapa kali. Sampai akhirnya, ucapan
ekspresi dari mulut Morrg menjadi pemicu yang tidak masuk akal.
Apa
yang terjadi di skena musik yang sudah kita bangun selama ini? Apakah
kita akan tinggal diam dengan tindakan premanisme yang terjadi di dalam
lingkungan musik yang yang kita cintai? Apakah akan ada korban-korban berjatuhan dari saudara kita berikutnya? Apakah benar kita semua “bersaudara”?
Masalah
ini adalah masalah yang harus kita pecahkan bersama... Semua jenis
bibit kehancuran seperti ini harus segera dibasmi... kami ini cuma
korban... cukup lah...
Saat
ini, kami sudah dalam posisi aman, sementara oknum pembuat masalah
sedang dilacak oleh teman-teman komunitas di kota Padang. Itu tugas
penting buat mereka. Dan mereka siap bertanggung jawab...
Bandung, kami pulang...
+revan+
+revan+